PLTA Kayan Jadi Andalan Pemerintah sebagai Pemasok Listrik di Ibu Kota Baru

30 persen listrik produksi PLTA Kayan akan dialirkan untuk masyarakat Kalimantan.

Pemerintah Indonesia akan segera merealisasikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Sungai Kayan, Kecamatan Peso, Kalimantan Utara.

PLTA Kayan, demikian namanya, diproyeksikan akan menjadi PLTA terbesar di Indonesia, bahkan ASEAN dengan kapasitas hingga 9.000 megawatt.

PT Kayan Hidro Energi (KHE) menyatakakan pembangunan PLTA Kayan akan dilakukan dalam lima tahap. Pertama, akan dibangun bendungan dengan kapasitas 900 MW, bendungan kedua dengan kapasitas 1.200 MW.

Untuk bendungan ketiga dan keempat ditargetkan menghasilkan daya masing-masing 1.800 MW dan bendungan kelima diproyeksikan menghasilkan daya paling tinggi diantara yang lain yakni sebesar 3.200 MW.

PLTA Kayan jadi andalan listrik di ibu kota baru

g2. gambar PLTA Shutterstock
Gambar PLTA/ilustrasi (Shutterstock)

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jendral (Purn) TNI Moeldoko menyatakan pemerintah telah melakukan analisa terkait kebutuhan listrik di ibu kota baru pengganti DKI Jakarta.

“Saya pikir sudah dianalisis dengan baik oleh Kementerian PPN/Bappenas, daya dukung untuk proyek pembangunan ibu kota baru pasti sudah dihitung dengan baik,” papar Moeldoko di Kantor KSP, Jakarta, Rabu (4/9/2019) seperti dilansir dari Kompas.com.

Mantan Panglima TNI era SBY ini mengatakan, pemerintah akan memaksimalkan potensi sungai-sungai yang berada di Kalimantan untuk membangun pembangkit listrik dengan basis tenaga air.

Adapun saat ini yang sudah mulai melakukan pra konstruksi adalah pembangunan PLTA di Sungai Kayan, Kaltara.

Moledoko menyebut setelah pembangunan rampung pada 2024 nanti, PLTA Kayan akan mampu menyokong pasokan listrik di kawasan ibu kota baru.

“Nanti PLTA Kayan bisa menghasilkan listrik cukup besar yang tidak terlalu jauh dari Kalimantan Timur. Jadi menurut saya sudah terkalkulas,” ungkap Moeldoko.

Sebagai informasi, waktu pengerjaan PLTA Kayan tahap satu sampai lima diperkirakan akan rampung dalam 25 tahun kedepan. Kendati demikian, pada tahun 2024, pembangunan PLTA Kayan 1 ditargetkan sudah selesai, sehingga sudah bisa dipergunakan untuk melistriki pulau Kalimantan.

Di sisi lain, pihak KHE sebelumnya juga menyatakan bahwa 30 persen listrik yang diproduksi oleh PLTA Kayan akan disalurkan ke masyarakat Kalimantan.

“Saat ini listrik di Kalimantan ada yang impor dari Malaysia. Nantinya setelah PLTA Kayan ini jadi, nggak impor lagi, malah bisa ekspor listrik,” Kata Direktur Operasional PT KHE Khaerony, di Jakarta, Rabu (21/8/2019) seperti dikutip dari Kontan.co.id.

Listrik yang dihasilkan oleh PLTA Kayan juga akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) di Tanah Kuning.