Country Garden Hindari Gagal Bayar Obligasi AS, tapi Masih Harus Tanggung Utang Yuan

Country Garden yang merupakan perusahaan properti raksasa asal China berhasil menghindari gagal bayar (default) utang sementara dengan melunasi pembayaran bunga dua obligasi dalam mata uang dolar AS. Ini terjadi tepat sebelum berakhirnya masa tenggang selama 30 hari sejak 6 Agustus 2023. China Securities Journal melaporkan bahwa Country Garden telah melunasi bunga obligasi senilai US$22,5 juta atau sekitar Rp343 miliar (dengan asumsi kurs Rp15.269 per dolar AS). Meskipun jumlahnya relatif kecil, kemungkinan gagal bayar tersebut telah menimbulkan ketidakstabilan di pasar keuangan China.

Tindakan ini memberikan optimisme kepada para investor bahwa perusahaan properti dengan beban utang besar ini memiliki cukup sumber daya keuangan untuk bertahan dalam krisis properti di China. Meski demikian, Country Garden masih memiliki kewajiban terkait delapan surat utang yang diterbitkan dalam mata uang yuan.

Kedelapan obligasi ini memiliki saldo terhutang total sebesar 10,8 miliar yuan atau sekitar US$1,5 miliar, setara dengan sekitar Rp22 triliun, dengan jatuh tempo pada akhir tahun ini. Saat ini, Country Garden sedang berusaha mencari cara untuk menunda pembayaran delapan obligasi ini dan berencana mengadakan pertemuan dengan para pemegang obligasi pada tanggal 7 September 2023.

Perusahaan ini memiliki total utang hampir mencapai US$200 miliar dan menghadapi tekanan besar untuk melunasi utang obligasi senilai sekitar 31 miliar yuan atau sekitar US$4,3 miliar yang akan jatuh tempo pada akhir tahun 2024. Selain utang, Country Garden juga mengalami kerugian sebesar US$7 miliar atau sekitar Rp105 triliun selama paruh pertama tahun 2023. Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun berhasil menghindari gagal bayar sejauh ini, Country Garden masih menghadapi tantangan yang signifikan terkait utang dan kinerja keuangannya. Hal ini akan menjadi perhatian penting bagi pasar dan pemegang obligasi dalam beberapa waktu ke depan.