Pura Petitenget Pura Magis Berada Di Kawasan Resort Bintang Lima Bali
Pura Petitenget, disebut sebagai ‘Pura Petitenget’ oleh penduduk setempat, adalah Angker, berusia berabad-abad Pura di Bali dan salah satu Landmark budaya di Pulau Bali area resor kelas atas pantai Seminyak. Agak dibayangi oleh perkembangan modern dari resor bintang lima yang mewah di daerah tersebut. Candi ini masih tetap penting dan harus dikunjungi saat ke Seminyak, terutama selama 210 hari peringatan yang meriah dan latihan tarian tradisional secara teratur diselenggarakan oleh penduduk setempat di sebuah paviliun grand terdekat.
Batu bata merah dan batu pasir yang melekat disebagian besar arsitektur candi, memberikan nuansa antik. Naga tangga adalah halaman luas Pura. Yang mana Kuil berbeda selusin dan paviliun kecil yang terbungkus kain pengibar khas Bali menciptakan suatu pemandangan yang menakutkan dan keramat. Petitenget diprakarsai oleh pendeta Hindu legendaris Dang Hyang Nirartha misinya sejarah dari negara tetangga pulau Jawa di abad ke-16.
Seminyak perlahan tapi pasti mengikuti jejak terkenal yang telah diambil oleh Kuta dan Legian dimana keramaian perlahan-lahan mulai mengisi wilayah tersebut dan beberapa tempat yang menarik menawarkan kualitas bintang lima di Petitenget, daerah yang dekat dengan Seminyak. Petitenget adalah sebuah pura berbau magis di daerah pantai nan eksotis berpasir emas di Banjar Batu Belig, Kerobokan, Kuta Utara, Bali.
Sedikit Sejarah
Sejarah tempat ini tidak begitu terkenal seperti yang kita bayangkan dari cerita-cerita saat ini. Peti memiliki artian dari peti yang sebenarnya dan Tenget berarti angker. Pura ini dibangun pada abad ke-15, dan sejarah menyebutkan bahwa tempat ini merupakan wilayah alam liar yang dipenuhi semak dan pohon-pohon besar. Jadi Pura dibangun di daerah tersebut dan ajaibnya berhasil membuat daerah itu menjadi lebih ramah terhadap penduduk. Pura itu kemudian disebut Pura Petitenget Tidak ada suasana menyeramkan lagi. Terutama saat ini, ketika Pura ini dikelilingi oleh villa, hotel, dan restoran.
Di depan Pura sendiri tempat parkir luas yang dijaga oleh pecalang (komunitas keamanan lokal). Tempat parkir mobil banyak digunakan oleh pengunjung yang datang. Pantai berpasir putih ini di depan Pura untuk jogging, berjemur, atau hanya sekedar melihat-lihat. Warga desa Kerobokan sebagai warga utama dari pura ini. Pura ini dibangun di sebidang tanah yang lebih tinggi dari pada tanah di sekitarnya.
Di sebelah Barat pura terbentang pantai Petitenget yang indah. Karena ombak di pantai Petitenget cenderung tinggi, banyak para peselancar yang merasa tertantang menaklukkan gulungan ombak yang ada di pantai ini. Disini Anda dapat melihat serunya para peselancar baik peselancar lokal maupun asing menyatu dengan gulungan ombak. Anda juga dapat menikmati pantai dengan berenang ataupun bermain air. Lokasi pantainya pun sangat bersih sehingga para wisatawan menjadi lebih nyaman menikmati keindahan pemandangan pantai.
Di pantai ini anda juga dapat menikmati keindahan matahari terbenam yang indah. Pada Hari Melasti/Mekiyis, pantai ini merupakan tempat untuk Melis bagi warga desa adat Kerobokan, Padangsambian serta Dalung. Upacara Piodalan di Pura Petitenget jatuh pada hari Rabu, Wage, wuku Merakih . Piodalan ini datangnya setiap 6 bulan (210 hari) sekali menurut perhitungan kalender Bali.