Tingkatkan Produksi Migas Nasional, Kementerian ESDM Upayakan Percepat!

Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) terus berupaya meningkatkan produksi migas nasional di tengah penurunan lifting minyak dan gas bumi yang sudah berlangsung selama beberapa dekade. Salah satu langkah yang diambil pemerintah adalah menyederhanakan perizinan kontrak hulu migas guna mempercepat proses produksi.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menuturkan bahwa lifting migas Indonesia mengalami penurunan signifikan dalam 30 tahun terakhir. Pada masa kejayaannya, produksi migas nasional Indonesia mampu memproduksi 1,6 juta barel minyak per hari, sementara konsumsi nasional hanya sekitar 600.000 hingga 700.000 barel per hari.

Saat ini, lifting hanya mencapai 600.000 barel per hari, dengan konsumsi yang mencapai 1 juta barel per hari.

Melihat kondisi tersebut, pemerintah merasa perlu untuk mengambil langkah cepat. Salah satu upayanya adalah menyederhanakan proses perizinan hulu migas melalui penyederhanaan kontrak.

Perubahan besar dilakukan dengan mengurangi komponen tambahan bagi hasil dari sistem gross split menjadi hanya lima komponen utama. Langkah tersebut bertujuan memberikan fleksibilitas bagi kontraktor migas untuk mempercepat proses lifting.

“Kami melakukan penyederhanaan komponen bagi hasil menjadi hanya lima item, agar kontraktor memiliki keleluasaan dalam memilih jalur produksi. Ini akan mempercepat proses lifting migas,” ujar Bahlil dalam keterangannya, Jumat (11/10).

Selain produksi migas nasional itu, pemerintah juga mengupayakan pengurangan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui penerapan mandatori biodiesel B35 dan pengembangan B40 yang hampir selesai. Kajian mengenai B50 pun sedang dalam tahap akhir, yang diharapkan dapat mengurangi impor dan meningkatkan penggunaan energi hijau.

Di sektor LPG, Bahlil menyoroti tingginya ketergantungan impor. Dengan kebutuhan dalam negeri mencapai 8 juta ton per tahun, sementara produksi domestik hanya 1,7 juta ton, Indonesia harus mengimpor 6-7 juta ton LPG setiap tahunnya.

Menyikapi hal ini, Bahlil mendorong agar produksi LPG dalam negeri ditingkatkan dengan memanfaatkan bahan baku lokal. “Ke depan, kami akan mengusulkan pengembangan industri energi domestik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di dalam negeri,” pungkasnya.

Demikian informasi seputar produksi migas nasional. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Wallpaper-Nature.Com.